Kompeten itu kebutuhan

Kita seringkali mendengar bahwa setiap personil yang mengerjakan sebuah pekerjaan harus kompeten, tapi sepertinya masih banyak yang memandang bahwa kompeten itu hanya “kata-kata indah”. Kompeten sebatas konsep yang diinginkan tapi belum bisa “menikmati” perjalanannya. Masih banyak juga para praktisi SDM yang belum bisa menerjemahkan keinginan pimpinan perusahaan meng-kompeten-kan dirinya sendiri maupun pelaku organisasi lainnya.

Apa yang terjadi ketika personil dalam perusahaan belum kompeten? Perusahaan masih bisa jalan, iya. Perusahaan masih bisa menghasilkan profit, iya. Untuk saat ini semua masih dikatakan aman. Bagaimana dengan 3 tahun lagi? Bagaimana dengan 5 tahun lagi? Bagaimana dengan visi yang ingin dicapai oleh perusahaan? Seharusnya hal tersebut bisa menjadi kenyataan ketika para pelaku proses memiliki kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan organisasi.

Permasalahan utama adalah perubahan menjadi kompeten. Karena dipersyaratakan oleh sistem manajemen, maka standar dan proses kompetensi disusun dan diimplementasikan. Keinginan untuk memenuhi persyaratan sistem manajemen mutu akhirnya menjadikan kompeten itu adalah kewajiban. Pemicunya adalah agar sistem yang diberlakukan terimplementasikan. Muncullah keterpaksaan dalam meningkatkan kapabilitas para personil. Ini lah yang menjadikan kompeten adalah kewajiban.

Cobalah kita lakukan pendekatan yang berbeda. Apakah tujuan hidup kita? Ingin menjadi pribadi yang sukses, atau memiliki karir yang  cemerlang, silahkan memilih tujuan hidup yang paling kita ingin wujudkan. Lalu bertanyalah, apakah hal itu akan tercapai kalo diri kita belum kompeten? Atau, kita juga bertanya, apakah  kalo anak kita akan mampu mencapai cita-citanya bila tidak kompeten? Tentunya jawaban paling logis dan masuk akal adalah kompeten adalah syarat untuk mencapai sukses. Maka ciptakanlah “keinginan menjadi kompeten adalah kebutuhan”. Ketika kompeten menjadi kebutuhan maka kita akan belajar dan meningkatkan kapabilitas diri  kita dengan sukarela dan memacu diri dengan rasa suka.

Salam kompeten!

Dwi AWe 20220915

1 thought on “Kompeten itu kebutuhan”

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top